Kritik dan Tren Saat Ini

Laboratorium

Terlepas dari kekuatannya dalam menyusun instruksi, metode audio-bahasa memiliki keterbatasan. Karena metode pengajaran dasar adalah pengulangan, siswa belajar untuk mereproduksi banyak hal tetapi tidak pernah membuat sesuatu yang orisinal atau menggunakan pola dengan lancar dalam situasi bicara alami. Latihan mekanis dari metode audio-lingual telah dikritik karena membosankan di semua tingkatan dan dinilai kontraproduktif bila digunakan di luar pengantar awal ke struktur baru.

Metode tambahan diperlukan untuk Laboratorium bahasa mengalihkan siswa dari peniru menjadi penggagas komunikasi lisan, detail yang sering diabaikan oleh guru dalam tradisi audio-lingual. Ada juga kecenderungan untuk mengabaikan konten saat memanipulasi bahasa.

Karena metode ini juga sangat bergantung pada teknologi canggih saat itu, termasuk tape recorder reel-to-reel, proyektor film, dan laboratorium bahasa, metode ini menciptakan masalah logistik bagi para guru dalam mengaturnya untuk instruksi dan pada saat-saat ketika peralatan gagal berfungsi selama instruksi. Meskipun kelemahannya, metode audio-lingual memperkenalkan era teknologi untuk pendidikan dwibahasa, ESL, dan praktik pengajaran bahasa asing, terutama melalui pengenalan laboratorium bahasa.

Laboratorium bahasa dipasang di banyak sekolah menengah dan perguruan tinggi di seluruh Amerika Serikat pada 1960-an. Undang-Undang Pendidikan Pertahanan Nasional tahun 1958 adalah mekanisme pendanaan, dan dorongan untuk meningkatkan minat dalam studi bahasa asing untuk memastikan keamanan nasional muncul selama era perang dingin pasca-Sputnik.

Siswa bahasa menggunakan laboratorium bahasa untuk sesi latihan dan latihan yang merupakan karakteristik dari metode behavioris audio-lingual dan pendekatan yang berorientasi struktural-bahasa untuk pembentukan kebiasaan bahasa yang baik melalui peniruan dan hafalan. Laboratorium bahasa umumnya terdiri dari barisan stasiun, masing-masing dilengkapi dengan headphone dan mikrofon. Siswa mendengarkan, merespons, mendengarkan tanggapan terekam mereka, dan membandingkan tanggapan mereka dengan respons model.

Guru duduk di sebuah konsol di depan ruangan, di mana dia dapat mendengarkan siswa secara individu dan memberikan umpan balik atau bimbingan tambahan. Metode audio-bahasa juga memperkenalkan alat pembelajaran bahasa yang penting, termasuk presentasi visual dan penggunaan isyarat visual untuk memperoleh bahasa.

Selain itu, ia mengantarkan penggunaan bahasa asing di kelas oleh guru dan murid, dan bahasa yang digunakan lebih bermanfaat untuk tujuan praktis daripada untuk memahami karya agung budaya bahasa target dalam bahasa target.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *